MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
KELAHIRAN
PENGETAHUAN ALAMIAH MODERN
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD
YUSUFUL HAMDANI
ELLI
KUSUMA DEWI
JURUSAN/PRODI :
PERBANKAN
SYARIAH
SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI)
LOMBOK TIMUR
TA 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Alhamdulillah dengan mengucapkan puji
dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelahiran Pengetahuan Alamiah Modern” dengan baik
dan lancar. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis mengharapkan makalah ini nanti
dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengetahui, memahami dan mempelajari
tentang Kelahiran Pengetahuan Alamiah Modern. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan bantuan Dosen Pembimbing dan rekan-rekan
mahasiswa.
Meskipun demikian kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnana, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi kemajuan yang makalah akan
datang.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar
Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Lahirnya Ilmu Alamiah dan Hakikatnya
B. Kriteria Ilmiah
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
D. Perkebangan Pengetahuan dari Masa ke Masa
E. Penerapan Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam
Konsep teknologi
BAB
III PENUTUP............................................................................................ 10
A.
Kesimpulan……………………………………………………………... 13
B.
Saran……………………………………………………………………. 13
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rasa ingin tahu manusia yang terus
berkembang sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari
hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan
pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka,
dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi; yakni dorongan pertama
adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau
teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan
segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan
murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis,
dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih
tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science (Ilmu pengetahuan
terapan/teknologi). Kedua dorongan inilah yang memicu manusia untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan
baru yang menjadi titik awal lahirnya pengetahuan alamiah modern yang semakin
berkembang dari zaman ke zaman.
Makalah ini secara tidak langsung
akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran pengetahuan alamiah modern
yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Lahirnya Ilmu Alamiah dan
Hakikatnya ?
2.
Bagaimana Kriteria Ilmiah?
3.
Bagaimana Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam ?
4.
Bagaimana Perkembangan Pengetahuan
dari Masa ke Masa ?
5.
Bagaimana Penerapan Hasil Penemuan
Ilmu Pengetahuan Alam dalam Konsep Teknologi ?
BAB I
I
PEMBAHASAN
KELAHIRAN
PENGETAHUAN ALAMIAH
A.
Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alamiah dan Teknologi
Sejak dilahirkan di muka bumi, manusia bersentuhan degan
alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan
rangsangan kepada manusia melalui panca indera. Jadi panca indera merupakan
alat komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.
Pengalaman itu saat demi saat bertambah, karena manusia
ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki : apa, bagaimana, dan
mengapa baik atas kehadirannya didunia ini, maupun atas segala benda yang telah
mengadakan kontak dengan dirinya manusia secara atau tidak, akan mengadakan
reaksi terhadap rangsangan alam. Pengalaman inilah yang memungkinkan terjadinya
pengatahuan, yakni kumpulan fakta-fakta objek atau the bundle of fact. Kumpulan fakta itu selalu bertambah selama
manusia masih berada diatas bumi dan selalu mengalikan fakta-fakta itu dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan terjadi atas dua
dorongan pokok, yakni :
1. Dorongan yang bersifat praktis,
yakni manusia sebagai makhluk yang dapat berfikir, berbudi, berperasaan yang
selalu berusaha menjadikan hidupnya lebih aman dan tinggkatnya lebih tinggi.
Dorangan yang pertama inilah yang pada saat akhirnya akan membuahkan ilmu
terapan atau teknologi.
2. Dorongan yang bersifat nonpraktis
atau teoritis, yakni manusia memiliki sifat ingin tahu dan mengerti
sebenar-benarnya akan objeknya. Dorongan inilah yang menumbuhkan pengetahuan
yang disebut murni atau pengetahuan.
Menurut Prof DR. M. J. Langerveld,
Guru besar pada Rijk University di Utrecht (Belanda) Ilmu Pengetahuan adalah
kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu, yang merupakan kesatuan
sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan sebab-sebab suatu
kejadian. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakannya dengan pengetahuan lainnya, diantara ciri khas ilmu atau ilmu
pengetahuan yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan
sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan
dengan pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan
suatu sikap yang disebut sikap ilmiah.
Objek penelaah ilmu adalah seluruh
segi kehidupan yang dapat di uji oleh panca indra manusia. Ilmu membatasi diri
pada kejadian-kejadian yang besifat empiris, yang terjangkau oleh fitrah
pengalaman manusia dengan menggunakan panca indranya. Objek dibedakan atas dua
hal yaitu, objek material adalah objek yang dilihat secara keseluruhan, dan
objek formal yang dilihat dari suatu aspek tertentu saja.
B. Kriteria
Ilmiah
Kriteria atau ukuran merupakan faktor penting untuk
menentukan benar tidaknya sesuatu masuk kedalam status tertentu. Pengetahuan
termasuk kategori ilmu jika memenuhi kriteria berikut : secara berurutan
(teratur), berobjek, bermetode, berlaku umum dan besistem.
Ilmu alamiah mempelajari semua alam yang berada disekitar
kita. Jadi benda-benda alam itulah objek Ilmu alamiah. Sesuai dengan tujuan
ilmu, ilmu alamiah ingin memperoleh kebenaran mengenai objeknya. Kebenaran yang
sedalam-dalamnya yang hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan baru merasa puas
jika ilmu yang diperolehnya sesuai dengan objek. Persesuaian antara pengetahuan
dengan objek yang diselidiki itulah yang disebut kebenaran.
Alam sebagai objek penyelidikan mempunyai aspek yang sangat
luas, misalnya aspek fisis, aspek biologis, aspek psikologis, aspek ekonomis
dan sebagainya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan mustahil bahwa ilmu dapat
mencapai seluruh kebenaran mengenai objeknya. Untuk mencapai kebenaran, yakni
adanya persesuaian antara pengetahuan dengan objeknya, biasanya tidak secara
kebetulan, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya peluang untuk itu. Kekule
seorang sarjana kimia dalam menentukan rumus bangunan senyawa bensena yang
melingkar itu dianalogikan dengan seokor ular yang dipergoki Kekule didalam
kebunnya. Tetapi hal seperti itu tidak sering terjadi. Biasanya ilmuan
menggunakan suatu metode untuk menjamin agar tidak terjadi kekeliruan.
Dengan metode yang tepat, ilmu akan
mencapai kebenaran. Kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu objek walaupun
hanya salah satu dari objek, yang akan dicapai dengan metode ilmiah, dengan
kebenaran itu telah dirumuskan perlu diorganisasikan dan diklarifikasikan.
Metode Keilmuan berguna Untuk
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu memerlukan pencarian pengetahuan yang
dapat dilakukan secara non ilmiah dan ilmiah dengan mengacu pada kerangka
filsafat. Pencarian ilmu pengetahuan ilmiah (metode ilmiah) dilakukan
berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta), maupun referensi
pengalaman sebelumnya. Cara untuk mendapatkannya harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Objektif, pengetahuan itu harus sesuai objeknya.
2. Metodik, pengetahuan itu diperoleh dengan
menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3. Sistimatis, pengetahuan ilmiah yang tersusun dalam
suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan,
saling menjelaskan sehingga keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4. Berlaku Umum, pengetahuan itu tidak hanya berlaku
atau dapat diamati oleh seseoramg atau sekelompok orang, tetapi dengan
pengalaman itu diperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Keseluruhan langkah ini harus
ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah, lewat metode inilah
nantinya akan melahirkan ilmu-ilmu baru yang menjadi cikal bakal lahirnya ilmu
al amiah modern terutama Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
C. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada mulanya manusia percaya mitos
yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu (pseduo knowledge). Mengapa?
Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah pengetahuan sesungguhnya
(pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam sehingga
lahirlah pengetahuan alam (natural science).
Untuk menemukan ilmu pengetahuan,
harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal
sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka.
Jadi, suatu ilmu pengetahuan dapat
digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan
metode keilmuan, yaitu gabungan rasionalisme dan emperisme. Secara lengkap
dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA bilamana
persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala
alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk
kesejahteraan manusia.
Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir
? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu
dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan kebenaran tertumpu pada
rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang secara rasional
dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan
peralatan ilmiah.
D.
Perkembangan Pengetahuan Dari Masa Ke Masa
1. Zaman Purba
Pada zaman purba, manusia selain mewariskan alat-alat purba,
juga mewariskan cara bercocok tanam dan cara berternak. Peninggalan-peninggalan
alat-alat, tanaman, ternak tersebut menunjukkan bahwa manusia purba telah
mempunyai pengetahuan untuk memperolehnya. Penemuan-penemuan itu terjadi baik
secara kebetulan ataupun disengaja semuanya berdasarkan pengamatan primitif,
dan mungkin dilanjutkan dengan percobaan-percobaan yang dilakukan dengan tanpa
dasar dan tanpa pengaturan, tetapi dengan mengikuti proses”Trial and error”.
Dengan demikian tersusunlah ”know how” meskipun tidak diketahui sebabnya, tidak
diketahui ”mengapanya”. Dengan demikian maka zaman batu ini ditandai oleh
pengetahuan ”know how” yang diperoleh berdasarkan Kemampuan mengamati,
membeda-bedakan, memilih, melakukan percobaan tanpa disengaja, yang
berlandaskan dengan proses ”Trial and error”.
Setelah zaman ini masa 15000 sampai kurang lebih 600 tahun
SM. Masih merupakan kelanjutan dari zaman batu. Mereka masih mewarisi
pengetahuan dari zaman batu, tetapi diantara mereka ada yang mampu mengolah
logam. Dalam hal pembuatan logam, alat-alat mereka tidak lagi terbuat dari
batu, melainkan dari perunggu atau besi. Pada zaman purba tersebut manusia
menggantungkan diri pada kepercayaan agama yang politistik. Mereka percaya bahwa
dewa-dewa berada di bulan, matahari, bintang, karena itu, benda-benda angkasa
itu terus-menerus diamati. Dan mereka mulai menyusun kalender sebagai pedoman
waktu untuk mengatur kehidupan ritual, pekerjaan sehari-hari dan kehidupan
biasa pada umumnya.
Penemuan-penemuan tersebut di atas merupakan proses alamiah
yang hanya mungkin pada zaman itu mencari dan akhirnya menemukan dan mampu
menggunakan angka-angka dan abjad untuk melakukan perhitungan-perhitungan. Di
samping kemampuan-kemampuan dan penemuan-penemuan tersebut, mereka bisa
membentuk kemampuan mengukur, kemampuan ini digunakan untuk mengukur bidang
tanah dan perladangan juga mengukur hasil panennya. Untuk keperluan
pengukuran-pengukuran tersebut juga telah ditemukan bentuk segitiga, segitiga
siku-siku, dan sudut siku-siku. Kemudian ilmu berkembang dan menjelma menadi
ilmu hitung (arithmetic) dan ilmu ukur (geometry).
2. Zaman Yunani
Masa 600 tahun sebelum masehi sampai kurang lebih 200 tahun
sebelum masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam zaman ini proses-proses
perkembangan know how tetap mendasari kehidupan sehari-hari, tapi lebih maju
daripada zaman sebelumnya. Dalam bidang pengetahuan sikap dan pemikiran yang
sekedar menerima apa adanya, terjadi perubahan besar, dan perubahan ini dianggap
sebagai dasar ilmu pengetahuan modern. Hal ini berdasarkan pada sikap bangsa
Yunani yang tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman secara pasif receptif.
Mereka memiliki ”inquiry atitude” dan ”inquiry mind” orang pertama yang
mempertanyakan dasar dari alam dan isi alam ini adalah Thales (624-548 SM).
Pemikiran Thales dalam rangka membahas perkembangan ilmu pengetahuan ”Yang
penting bukan jawaban yang diberikan, tetapi diajukannya pertanyaan tersebut”.
Karena dari pertanyaan akan menimbulkan atau menyebabkan pemeriksaan dan
penelitian yang terus menerus. Jadi, pertanyaan merupakan suatu motor yang
tetap mendorong pemikiran dan penyelidikan.
Disamping Thales terdapat banyak tokoh filsafat Yunani yang
besar sekali sumbangannya pada perkembangan ilmu pengetahuan diantaranya adalah
Al-Fargani, Jabir bin Hayyam, Phytagoras, Aristoteles dan Archimedes.
3. Zaman Modern
Pada permulaan abad ke-14, di Eropa di mulai perkembangan
ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa menjadi pusat kemajuan
ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya. Permulaan perkembangannya
dicetuskan oleh Roger Bacon (1214-1294) yang menganjurkan agar pengalaman
manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan penelitian. Copernicus, Tycho
Broche, Keppler dan Galileo merupakan pelopor dalam mengembangkan pengetahuan
yang didasarkan pada pengalaman tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat mantap dan
pesat setelah ditulisnya buku yang berjudul Novum Organum oleh Francis Bacon
(1560-1626) yang mengutarakan tentang landasan empiris dalam mengembangkan
pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya.
Bila dilihat dari segi metodologi dan psikologi maka seluruh
ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada :
a.
Pengamatan dan pengalaman manusia
yang terus menerus
b. Pengumpulan data yang terus menerus
dan dilakuakan secara sistematis
c.
Analisis data yang ditempuh dengan
berbagai cara.
d. Penyusunan model-model atau
teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan model itu.
e.
Percobaan untuk menguji ramalan
tersebut.
Percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan,
diantaranya: benar atau salah. Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan untuk
mencari kesalahan berfikir, sehingga terbuka juga kemungkinan untuk memperbaikinya.
Dengan demikian ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem yang didalamnya
terkandung mengoreksi diri, yang memungkinkan ditiadakannya kesalahan demi
kesalahan secara bertahap menuju kebenaran.
Ilmu pengetahuan Alam terus berkembang, sementara manusia
mencoba menjelaskan mengenai benda-benda dialam sekelilingnya yang tidak
diketahuinya. Astronomi boleh jadi merupakan pengetahuan tertua, karena seperti
matahari, bulan, bintang yang mudah disaksikan sangat bersangkut paut dengan
kegiatan mereka sehari-hari. Peranan matahari jelas sangat penting dalam
kehidupan, surutnya lautan banyak berhubungan dengan bulan, sedangkan pelaut
dilautan banyak menarik manfaat mengarungi samudra.
Dengan ilmu pengetahuan alam, setiap penginderaan yang
dinyatakan menurut sebuah alat ukur, akan diubah menjadi konsep. Ilmuwan tidak
akan lupa menggunakan penalaran indukftif yang akan berubah ke penalaran
deduktif. Akan tetapi setelah banyak diadakan eksperimen mulailah ilmuwan
menyusun suatu teori dan selanjutnya ia akan mengkaji teori itu dengan sangat
kritis.
Kerangka pemikiran semacam ini dinamakan pemikiran dengan
metode ilmiah, yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengajuan Masalah
a.
Latar belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c.
Pembatasan Masalah
d. Perumusan Masalah
e.
Tujuan Penelitian
2. Penyusunan
Kerangka Teoritis dan Pengajuan Hipotesis
a.
Pengkajian teori yang digunakan
b. Pembahasan penelitian yang relevan
c.
Penyusunan kerangka berfikir
d. Penyusunan hipotesis
3. Metodologi
Penelitian
a. Tujuan Penelitian
b. Tempat dan waktu penelitian
c.
Metode penelitian
d. Teknik Pengambilan data
e.
Teknik pengumpulan data
f.
Teknik analisa data
4.
Hasil Penelitian
a.
Variable
b. Teknik analisis
c.
Kesimpulan analisis data
d. Penafsiran kesimpulan analisis data
e.
Kesimpulan penguji analisis
5.
Ringkasan dan Kesimpulan
a.
Deskribsi singkat mengenai masalah
hipotesis metodologi dan hasil penelitian
b. Kesimpulan penelitian yang merupakan
intensif dan seluruh aspek tersebut diatas
c.
Pembahasan hasil penelitian dengan
membandingkan penelitian lain
d. Pengkajian inspeksi penelitian
e.
Saran-saran.
Manusia menciptakan beraneka ragam ilmiah selama
kesibukannya menelaah alam semesta. Ada yang membantu ilmiah dasar dalam
pengukuran dunia kasat mata, missal Astrobat
yang dipergunakan ahli astronomi zaman dulu, diantara ialah mikroskop dan
teleskop. Setelah teleskop ditemukan meskipun masih dengan distorsi karena
lensa yang dipakai kurang baik, maka munculah teleskop pantul yang dibuat oleh
Isacc Newton pada tahun 1866 M dan ternyata lebih baik dari teleskop biasa.
Alat pertama yang memungkinkan para ilmuwan mengadakan
eksperimen dengan gejala yang tak kasat mata, seperti udara, hampa udara, dan
elektrik ; pompa udara buatan Otto Von Duerieke pada abad 17 M, degan alat ini
dapat dibuktikan bahwa udara mempunyai masa. Sedangkan eskperimen dengan bola
Magdenburg dapat membuktikan bahwa udara mempunyai tekanan. Duerieke pernah
membuat alat pembangkit listrik statistik yang pertama, meskipun tidak banyak
memperoleh perhatian.
Alat mula laboratorium kimia dimulai pada awal abad
pertengahan dengan teknik kerja yang bermutu dan alat yang cocok. Alkimiah
berusaha mengubah logam dasar menjadi emas. Pada tahun 1925 M laboratorium
dasar modern pertama dibangun di Universitas
Glessen oleh Baron Jusius Bon Leibig sehingga sejumlah besar
senyawa kimia bernilai niaga ditemukan dan dasar industry batu bara dan bahan
celup dilotakkan.
Kebanyakan saat penting fisika atom terjadi di Laboratorium
Cavedvish yang didirikan Universitas Cambridge eklektro, proton dan neutron
ditemukan pada laboratorium ini. Dengan kamar kabut Wilson akibat zarah (atom)
dapat diamati.
Sejak Albert Einstein mengemukakan teori relaktivitas
terdapat dampak yang nyata pada perkembangan ilmu pengetahuan alam pada umumnya
dan fisika khususnya. Satu hal yang membedakan antara fisika klasik dan modern
adalah mengenai cara menemukannya. Fisika modern mencoba melalui penelaahan
model matematika dengan persamaan yang rumit, kemudian model tersebut diuji
kebenarannya melalui eksperimen. Sedangkan fisika klasik mulai dari eksperimen
kemudian disusun suatu teori. Hokum mekanika newton betul untuk gerakan benda
yang berkecepatan rendah, sedangkan benda yang begerak dengan kecepatan tinggi
perlu dibahas dengan hukum relativitas Einstein.
Semua keahlian ilmu berdasarkan dalam empat pandangan utama,
Matematika, fisika, biologi dan ilmu sosial. Matematika menelaah hubungan
antara bilangan, bentuk, lambing logis lainnya. Ilmu fisika menelaah
bagian-bagian alam semesta yang tidak bersenyawa. Biologi menelaah tentang
hidup dan materi kehidupan. Ilmu sosial menelaah tentang prilaku manusia baik
kolektif maupun individual.
E. Penerapan Hasil
Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Konsep Teknologi
Dimuka telah dibicarakan bahwa ilmu pengetahuan alam
mempunyai peranan penting dalam perkembangan teknologi. Tetapi dalam berbagai masalah
teknologi terdapat yang tidak dijumpai dalam ilmu pengetahuan alam, yaitu
masalah mengambil keputusan. Masalah serupa ini dijumpai dalam
perencanaan-perencanaan atau pembuatan suatu desain. Dalam pengambilan suatu
keputusan, disertakan pula berbagai persyaratan pengambilan keputusan ini
mengandung 4 unsur yaitu :
1. Model
Model adalah suatu pengambaran permasalahan secara
kuantitatif. Model dapat digunakan sebagai petunjuk bagi usaha-usaha penelitian
atau penyelesaian suatu masalah. Sering kali model-model matematika
dikembangkan untuk mempelajari perkiraan-perkiraan yang diramalkan atau
perubahan-perubahan yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu model.
a.
Pertama realisme menyangkut seberapa
jauh model matematis itu bila diterjemahkan ke dalam kata-kata, benar-benar
sesuai dengan konsep yang diwakilinya.
b. Kedua ketetapan, yakni kemampuan
model itu diramalkan perubahan-perubahan yang bakal terjadi.
c.
Ketiga generalitas yakni seberapa
jauh model dapat digunakan dalam situasi berbeda.
2. Kriteria
Kriteria adalah persyaratan yang menggambarkan tujuan atau
sasaran dalam pengambilan keputusan. Dalam suatu desain, terdapat
sasaran-sasaran yang merupaka tujuan poko dari desain tersebut. Missal untuk
membuat desain pesawat, dipilih daya angkut yang besar dan kecepatan yang
tinggi.
3. Kendala
Kendala atau pembatasan adalah faktor-faktor yang harus
diperhitungkan dalam desain atau pengambilan keputusan. Missal dalam desain
kendaraan angkut, syarat pencemaran harus sekecil mungkin
4. Optimasi
Optimasi adalah mencapai solusi terbaik, bila masalah
tersebut telah dirumuskan dalam bentuk model dengan memperhatikan sarana dan
perhitungan kendala. Contoh
permasalahan dimana pendekatan ini digunakan adalah dalam
masalah transportasi, industry, perencanaan dalam desain dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan pengetahuan sudah
dimulai sejak zaman purba, hal tersebut disebabkan karena manusia memiliki rasa
ingin tahu yang terus berkembang, sehingga pada zaman Yunani manusia sudah
mulai menggunakan metode ilmiah yang tidak hanya mengandalkan rasio semata
tetapi juga harus dengan pengalaman empirik sehingga apa yang mereka dapatkan
dapat dibuktikan dan diterima oleh umum.
Kelahiran ilmu alamiah modern
mungkin saja terjadi pada zaman Yunani, karena pada zaman inilah pendekatan
kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach, yang
selanjutnya menjadi cikal bakal perkembangan Ilmu Pengetahuan yang pesat pada
zaman modern. Pada
tahun 1925 M laboratorium dasar modern pertama dibangun di Universitas Glessen
oleh Baron Jusius Bon Leibig sehingga sejumlah besar senyawa kimia bernilai
niaga ditemukan dan dasar industry batu bara dan bahan celup dilotakkan.
B. Saran
Apabila di dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan mohon untuk dimaafkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan
sarannya dari Dosen Pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa, agar dalam
pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Abdullah, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksara, Jakarta: 1994.
Bainar,
Hajjah, dkk, Ilmu Sosial, Budaya dan Kealaman Dasar, Jenki Satria, Jakarta:
2006.
Jasin
Maskuri, Drs. Ilmu Alamiah Dasar, Bina Ilmu, Surabaya 1987
Margono,
Drs, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Buku IIA, UNS, Solo 1988
Purnama,
Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Rinek Cipta, Jakarta: 2008.
Rahman
Abdul, Drs. Diktat Ilmu Alamiah Dasar, 1988
Roosmini,
Mien, Dra, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, IKIP Semarang: 1989.
Salam,
Burhanuddin, Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi,Rineka Cipta, Jakarta: 2000
Komentar